Minggu, 09 Januari 2011

tentang tanya bagaimana seharusnya Orang Tua / Guru menanamkan ketaatan Pada anak / Peserta didik yang bermasalah dalam lingkungan yang bermasalah?

Untuk bisa mengerti, memahami dan selanjutnya menghargai pikiran dan pendapat anak / Peserta Didik, orang tua / Guru harus mampu melakukan dua Hal. Pertama, memahami Fase Tumbuh anak kembang sesuai Usia dan Pengaruh Lingkunga sekitar. Kedua, Menimbulkan empati. Dengan cara meletakkan diri kita seakan dalam posisi yang di hadapi anak / Peserta Didik yang sedang mengalami masalah.
--Dengan Pengetahuan ini, Orang Tua atau guru bisa mengetahui, misalnya tentang mengapa anak memiliki nakuri untuk berbohong. Sampai batas usia berapa sebuah kebohongan masih dianggap wajar. Mampu memahami kapasitas perkembangan Otak anak yang masih polos cara kerjanya. Dan akan lebih mudah untuk mengerti dan memahami kondisi kejiwaan Anak.
---Pada dasarnya sifat manusia cenderung ingin diHargai, tidak Tua, muda, kecil-dewasa, semua sama saja. Demikian untuk mencapai sinergi harus tercipta sifat saling memahami. Pada peran Orang Tua / Guru, kita dapat menjadikan salah satu dari 99 sifat Allah ( Asmaul Husna ) sebagai Barometer Suara Hati , “As Saami’”- yang diharapkan mampu mewujudkan sifat selalu mendengarkan dan memahami anak / peserta didik (empati). Sebelum orang tua / guru mengajaknya bicara dengan memahami dan mengerti pendapatnya, membesarkan hatinya, kemudian mengingatkan akibat-akibat dari kekonyolan / kebohongan Anak / peserta Didik. Dan tak lupa juga memberinya Motivasi dengan Hal Lain, yang sekiranya dapat menarik perhatian anak / peserta Didik. Dan tak lupa juga dilanjutkan dengan menanamkan Ketaatan Kepada Allah. Ini akan membuat anak terbiasa saat melakukan Perintah, baik saat dalam pengawasan Orang Tua / Guru atau Tidak. Karena ia akan Punya rasa yang Taat kepada Allah yang Selalu mengetahui Perbuatannya.
“ Hai anakku! Janganlah engkau sekutukan (sesuatu) dengan Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah penganiayaan (diri) yang besar.” (QS. 31:13)
--bukankah berbohong pada Orang Tua dan Guru adalah Durhaka ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar