Secangkir teh panas menyapa
Hai kawan.. apa kabarmu hari ini?
Usung cerita lama
Binar mata merayu dahaga
Tak seperti biasa..
“kenapa kau rindukan kehangatanku ?”
Lalu pucuk-pucuk asmara
Menggelitik rongga dada
Resah, gelisah..
Sekejab menggandeng sejuta amarah
Jenuh itu menjelma
Membebani isi kepala
Menyisakan tanya ?
“kepada siapa aku cinta ?”
Malam yang mengganggu
Buyar angan indah dan mengembalikannya dalam beku
Sunyi, pilu..
Yang terdengar nyanyian kesedihan
Membawakan bibit-bibit penyesalan
Sorak-sorai dan lalu lalang
Aneka rupa parade kasih sayang
Hilir suara-suara tawa
bibir tersenyum sinis nyaris tanpa kata
Memekak telinga
Membelokkan cahaya di mata
Lagi-lagi menyisakan tanya
“Kenapa cemburu pada mereka ?”
Terlalu naif untuk aku acuhkan
Aku mengadu saja pada rembulan
Melayang mengais cerita negeri khayalan
Menyusuri ruang-ruang kehangatan
Biar aku tegar dalam tempaan
Biarlah biar.. Kunikmati rasa Kesepian
Berawal dari tanya Keraguan
Berakhir diantara seribu persimpangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar