Selasa, 18 Januari 2011

Seperti inikah Cinta kita?, akupun mencoba mengilhaminya.

Cinta Monyet,
Kami berjumpa dititik senyum kemerdekaan
Di halaman Rumah komplek SD, saat riang umurku mengacuhkan zaman
Seutas tali layang-layang merambatkan hangat keakraban
Tawa lugu mengacuhkan liang fikir kedewasaan
Mengagumi langit dalam kosong harapan
Dia mempesona..
Karena dialah Cinta, dan Aku Monyetnya..

Cinta Pertama,
Menyambangi pintaku saat ego masih membara
Polos janji hanya sebatas senyum dan Tatap Mata
Secuil arti menggebu dilubuk hati..
Membuat kisah itu tak pernah dapat terganti

Cinta membara,
Hinggap dengan pesona merah merona..
Saat kujumpai Gadis belia dengan kata-kata manja
Satu tingkat lagi kutapaki sedikit artinya
Hingga memancing khilafku, saat dia datang menjenguk cemburu
Menyayat hati, dengan kata maaf..
Dari bibirnya yang ia tinggalkan saat menciumi keraguan
Dan kita berpisah di titik persimpangan

Cinta yang mengerti aku,
Datang atas nama persahabatan
Cerdas senyumnya membuatku tertawan
Jilbab putih bersih bak sapuan awan
membuatku mengerti sedikit arti keterbukaan
namun sayang-seribu sayang..
Langkahnya tersendat saat kuAcuhkan..
Isyarat kesetiaan yang terpancarkan
Hingga dengan Bodohku, kubiarkan dia membenci kesendirian
Lalu pergi lupakan aku dan hidupku yang tidak karuan.

Cinta..
Banyak dari pesonamu yang menghiasi kisah hidupku
Cinta..?
Aku tak tahu sampai dimana Fase cinta kumengerti dalam gerak hidupku
Lalu kukumpulkan lagi sisa-sisa asa, goresan azam dan iman..
Segera kutimba.. samudera Cinta-Mu
Dengan nafas Taqwa tanpa batas cuaca dan waktu
Kemudian saat tak jua ku mengerti Itu..
Ku Sebut Nama-Mu dan teriakkan Nuraniku..
Allahu Akhbar.. Takbir Cintaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar