Minggu, 09 Januari 2011

Sapa sang Fajar pada cinta wanita abu-abu

pagi yang indah menyapa risau yang termangu
menyambut sendu melayangkan senyum pada bintik warna kelabu
diantara dua prominade baur hitam putihnya menderu
dalam hangat sang fajar pun berseru..
"selamat pagi kawanku.."

fajar pagi terlihat menawan
gemawan renta memanggul nafas hujan
mekar langit meraja sembunyikan embun yang terluka
desik arakan uap kembali pada gemawan yang renta
dalam sadar ia terjaga
pada tawa di sebuah komplek kegelapan
sekarang.. saat semburat surya membentang
ia bercermin dengan muram
Ribuan sesal telah menumpuk diranjang dari tetes keringat tadi malam..
Ia duduk tersabut kesedihan
Memandang ayu wajahnya penuh kebimbangan
Di sisi hatinya ada nestapa yang kelam yang merajam
Namun harapan telah ia janjikan pada keluarga yang menunggu ia pulang

Saat Fajar datang..
Semakin ingin ia lari dari kenyataan
Membungkus hatinya dengan lembaran uang dalam setiap hitungan
Tanpa sadari tetes air matanya membanjiri putik-putik impian
Semakin hanyut dari hujatan
Tertikam cacian dari sisa Alkohol di setiap tegukan
Ratapi munafik hati dalam pesta birahi

Bukan.. sungguh ini bukan keinginan
Dalam cermin wajah ayu menyampaikan..
Tersenyum menghibur diri
Membiarkan hujatan, tikaman, dan munafik hatinya menggebu dalam pusaran
Badai topan yang terlanjur memporak-porandakan..
Taman hati tempat semua harapan dirinya tersimpan

Ia seorang wanita..
Di setapak nafsu bagai terpenjara
Dan ia seorang wanita..
Mengemban perih rahasia dosa demi keluarga
Ia masih seorang wanita..
Merelakan makna janji suci sakral cinta sirna
Sungguh..
Fajar Pagi pun tak pernah tahu..
Iapun masih menjadi Rahasia Dosa Sampai terbuka Pintu Hatinya..

Sapa Sang Fajar pada Cinta wanita abu-abu..
Mengembalikan keinginan yang lama terlupakan
Sapa sang fajar pada wanita itu..
Mengingatkannya pada cinta yang menunggunya pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar